Sleman – Kamis, 22 September 2022 enam siswa MTs Assalafiyyah Mlangi Sleman mengikuti kegiatan sosialisasi pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja yang diadakan oleh Puskesmas Gamping 2 di Westlake Resto. Acara ini diikuti oleh beberapa sekolah yang ada di wilayah Puskesmas Gamping 2, salah satunya MTs Assalafiyyah Mlangi Sleman.
Menurut UNESCO, pendidikan kesehatan reproduksi adalah sebuah pendidikan yang dikembangkan dengan pendekatan yang sesuai dengan usia, peka budaya, dan komperhensif yang mencakup program yang memuat informasi ilmiah akurat, realistis, dan tidak bersifat menghakimi. Pendidikan kesehatan reproduksi yang komperhensif memberikan kesempatan bagi remaja untuk mengeksplorasi nilai-nilai dan sikap diri serta melatih kemampuan pengambilan keputusan, komunikasi dan keterampilan penekanan resiko di semua aspek seksualitas.
Kebutuhan terhadap pendidikan kesehatan reproduksi sudah menjadi isu yang perlu ditangani di tingkat nasional, bukan hanya tanggung jawab orang tua di lingkungan keluarga. Saat ini, tidak sedikit orang, baik dari kalangan remaja maupun orang dewasa yang masih menganggap tabu akan hal-hal yang berkaitan dengan reproduksi, sehingga hal tersebut memicu rasa tidak nyaman ketika membahasnya dan akan cenderung untuk menghindari topik-topik semacam itu. Sebagai generasi penerus bangsa di masa depan, remaja diharapkan mengetahui dan memiliki informasi terkait bagaimana pentingnya kesehatan serta proses reproduksi yang benar.
Kegiatan sosialiasi ini bertujuan untuk membentuk kader sebaya di sekolah. Ada beberapa perwakilan dari tiap-tiap sekolah yang berada di wilayah Puskesmas Gamping 2. Para peserta terlihat antusias akan materi-materi yang disampaikan oleh narasumber dan mampu terlihat secara aktif, sehingga kegiatan sosialisasi ini berlangsung dengan system dua arah. Tidak hanya materi saja yang disampaikan, tetapi diselingi juga dengan adanya senam yang dipandu oleh perwakilan dari MTs Assalafiyyah Mlangi Sleman yaitu ananda Syarief dan Syawal. Setelah mendapatkan materi, para peserta diharapkan mampu menjadi kader sebaya di sekolah. Selain itu, siswa akan lebih terbantu dalam proses pendewasaan diri dan bagaimana pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. (SF)